20 Mar 2021 Ternyata Ini Maksud Menyembunyikan Sedekah Dari Tangan Kiri โ Kita seringkali mendengarkan pesan bahwa jika bersedekah, maka tangan kiri janganlah mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanan. Apa maksud dari pesan tersebut? Pesan sedekah tersebut datang dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah berbunyi โSeseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.โ Banyak orang beranggapan bahwa maksud pesan sedekah ini adalah sedekah dengan cara sembunyi-sembunyi atau tidak diketahui orang lain. Lantas, bagaimana jika ada kewajiban mengisi form sedekah dan kasus-kasus berkaitan? Tentu saja pesan sedekah ini tidak lantas dimaknai demikian. Sebab dalam Alquran membolehkan sedekah dilakukan secara terbuka atau terang-terangan sebagaimana diperbolehkannya sedekah secara rahasia atau tertutup. Bahkan Allah menjanjikan pahala berkaitan dengan sedekah dua cara tersebut. Hal itu sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al Baqarah, ayat 274 "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang โ terangan maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati."Muhammad Ishom dalam menerangan bahwa berdasar pada ayat di atas, maka sebenarnya tidak ada perbedaan berarti antara sedekah yang dilakukan secara sirri atau rahasia dengan sedekah yang dilakukan secara terbuka atau terang-terangan. Maka sejatinya yang terpenting dalam bersedekah adalah keikhlasan atau niat tulus dan bersih dari keinginan-keinginan duniawi, seperti mendapatkan balasan yang lebih banyak; mendapatkan pujian dari orang lain; mendapatkan popularitas di tengah-tengah masyarakat; atau pencitraan dengan maksud-maksud tertentu. Keikhlasan seperti itu hanya bisa dicapai ketika seseorang dalam bersedekah menyembunyikan tangan kanannya agar tidak diketahui oleh tangan kirinya. Maksudnya, jangan sampai sedekah yang kita lakukan dengan niat samata-mata beribadah kepada Allah, dirusak oleh nafsu jelek yang ada dalam diri kita sendiri. Untuk itu, ada baiknya kita adakan upaya melupakan setiap sedekah yang telah kita lakukan agar keikhlasan benar-benar terjaga. Artinya, tidak perlu kita mengingat-ingat kembali sedekah yang telah kita keluarkan seberapapun banyaknya sebab hal itu sama saja dengan membuka peluang bagi tangan kiri atau nafsu jelek untuk merusak keikhlasannya. Jika kita telah mampu melupakannya, dalam arti benar-benar dapat mengendalikan tangan kiri, maka goda-godaan apapun, baik yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar, tidak akan akan mampu mempengaruhi keikhlasan kita. Jika hal itu bisa kita capai, maka itulah yang dimaksud merahasiakan sedekah demi mencapai keikhlasan yang optimal. Singkatnya, dalam bersedekah tantangan kita sebenarnya adalah diri kita sendiri dan bukan orang lain, yakni bagaimana kita bisa bersedekah secara ikhlas dalam arti yang sebenarnya.[]
YangViral Yang MenginspirasiAamir Khan bersedekah tepung kepada warga miskin di Delhi. Kawasan yang terdampak parah wabah Corona di India.Aksi Aamir
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Matius 63 ITB Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan yang Tuhan Yesus berikan ini begitu kuat menjelaskan agar kita belajar untuk memberi dengan diam-diam, pertama bahwa kita tidak perlu orang lain tahu apa yang kita berikan sebab tujuannya bukan untuk orang tahu melainkan untuk membantu orang-orang yang memerlukan. Dan lebih jauh lagi, kedua, bahkan dalam diri kita sendiri tidak perlu mengingat-ingat apa yang telah kita berikan kepada orang lain. Sesama anggota tubuh kita tidak perlu mendiskusikan apa yang telah kita berikan kepada sesiapapun. Sesungguhnya itu adalah rahasia pemberian yang sejati dan luar biasa. Memberi karena rindu memberi dan bukan karena alasan apapun yang lainnya. Tuhan Yesus sendiri menunjukkan prinsip ini kepada kita dengan beberapa kali mengatakan kepada mereka yang disembuhkanNya agar tidak memberitahukan hal itu kepada orang lain, kecuali mereka yang harus pergi kepada imam untuk memenuhi tuntutan agama mereka maka Yesus pun menyuruh mereka untuk menunaikannya tetapi tidak untuk mendeklarasikannya Matius 84, Matius 930, Markus 144; Yohanes 74. Hal ini sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti. Walikota Solo yang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, bercerita tentang beberapa peristiwa dimana rakyat yang sakit menyebut-nyebut namanya sehingga dibawa ke rumah dinas. Jokowi membasuh tangan, lalu mengusapkannya di wajah orang sakit itu dan kemudian mendoakannya dan ternyata sembuh. Begitu juga berikutnya dia berdoa untuk orang yang kesurupan dan menjadi sadar. Ketika berbagi kisah itu, Pak Jokowi, sapaan akrabnya, dengan tegas meminta agar wartawan jangan memasukkan berita itu ke koran sebab ia tidak mau akhirnya rumah dinas penuh dengan orang sakit dan orang kesurupan. Mengapa? Sebab tujuan dan arah hidupnya adalah menjadi pemimpin untuk kota Solo dan bukannya menjadi tabib atau dokter. Jika keinginan dan tujuan beliau adalah popularitas maka hal ini harusnya didramatisir lagi dalam pemberitaannya, tetapi karena tujuannya jelas bukan untuk itu maka ia hanya mengasihi orang yang sakit itu dan meminta untuk tidak di publikasikan. Itulah alasan yang kuat dan jelas mengapa Tuhan Yesus mengatakan kepada orang yang disembuhkanNya untuk tidak memberitahukan hal itu kepada sesiapapun. Pertanyaannya adalah bagaimana sikap dan apa pula yang menjadi tujuan kita dalam memberi atau melakukan sesuatu untuk orang lain? Sungguh-sungguh mengasihi atau karena menginginkan yang lain? Memberi itu sebagai tujuan atau jalan yang dimanfaatkan untuk tujuan lain? Bapa, betapa tidak mudahnya menelaah dan melakukan hal ini, khususnya ketika ada situasi tertentu yang sepertinya memaksa saya untuk mengungkit dan mengungkapkan yang baik yang telah saya lakukan. Tetapi saya dikuatkan hari ini untuk memerhatikan apa yang menjadi motivasi dan sasaran dari pemberian saya. Biarlah hanya tangan kanan yang tahu, anggota tubuh yang lain tak perlu tahu apalagi menghafal atau mengumbarnya kepada orang lain. Memberi karena memberi sehingga meskipun ada godaan untuk memberitahukan apa yang saya lakukan tak akan berhasil memprovokasi lagi. Tuhan Yesusku telah menjadi teladan yang luar biasa dalam memberi dan tidak mengungkit, tidak pula mengungkapkannya kepada orang lain. Terpujilah Engkau senantiasa ya, Tuhanku. Amen. Lihat Catatan Selengkapnya
Bacajuga: 3 Kali Khatam Alquran demi Fitnah Islam, Wendy Lofu Akhirnya Jadi Mualaf. Namun lain halnya, apabila seseorang memiliki udzur atau halangan seperti tangan kanannya terluka, sehingga diperbolehkan menggunakan tangan kiri, maka hukumnya mubah (boleh). Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan: ุงูุฃูู ุจุงููุฏ ุงููุณุฑู
Oleh Muhammad IshomDalam sebuah hadits dinyatakan bahwa kelak pada hari Qiamat Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada 7 golongan orang. Salah satunya adalah golongan orang yang semasa hidupnya suka bersedekah sedemikian rupa sehingga tidak diketahui orang lain. Dalam hadits itu disebutkan bahwa ketika tangan kanan memberikan sedekah, tangan kiri tidak mengetahuinya. Tangan kiri dalam hadits tersebut dipahami sebagai perumpamaan orang lain. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah tersebut berbunyiูุฑุฌู ุชุตุฏู ุจุตุฏูุฉ ูุงุฎูุงูุง ุญุชู ูุง ุชุนูู
ุดู
ุงูู ู
ุง ุตูุนุช ูู
ูููโSeseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.โHadits tersebut pada umumnya dipahami seperti itu, yakni sedekah yang paling baik adalah sedekah yang tidak diketahui orang lain. Atas dasar pemahaman seperti itu, maka tidak jarang kita mendengar atau menemukan daftar penyumbang anonim, yakni seseorang memberikan sedekah atau sumbangan dengan tidak mencantumkan namanya; atau dengan mengidentifikasi diri sebagai โHamba Allahโ. Pemahaman seperti itu memang sudah jamak. Namun, jika pemahaman seperti itu yang benar, maka pertanyaaanya bagaimanakah sikap kita ketika kita disodori list atau daftar penyumbang di mana nama penyumbang dan besarnya sumbangan dicantumkan secara jelas? Bagaimana pula ketika kita berada di masjid, misalnya, kita disodori kotak infaq berjalan? Apakah sebaiknya kita menolak mengisi kotak infaq itu dengan alasan khawatir tidak ikhlas karena dilihat banyak orang? Untuk menjawab persoalan-persoalan di atas, marilah kita telaah sampai dimana pemahaman seperti itu bisa diterima. Untuk maksud itu, saya akan menggunakan ayat-ayat Al-Qurโan sebagai dasar rujukan, atau sering disebut dengan dalil naqli dan logika yang sering disebut dengan dalil aqli. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas secara panjang lebar, saya ingin menyampaikan jawaban sementara bahwa pemahaman tangan kiri adalah perumpamaan orang lain bukanlah pemahaman yang tepat.. Argumentasi saya adalahPertama, tangan kiri jika dikaitkan dengan tangan kanan sebagaimana disebut dalam hadits di atas, kurang tepat jika ditafsirkan sebagai orang lain. Alasannya, tangan kiri dan tangan kanan merupakan pasangan anggota badan yang terdapat dalam diri seseorang, sebagaimana telinga kiri berpasangan dengan telinga kanan, kaki kiri berpasangan dengan kaki kanan, dan seterusnya. Singkatnya, tangan kiri bukanah orang lain, tetapi bagian dari diri sendiri dalam satu dalam Al-Qurโan kata โkananโ sering dikaitkan dengan โkebaikanโ, dan kata โkiriโ dikaitkan dengan โkeburukanโ. Sebagai contoh misalnya, dalam Surah Al Waqiโah, ayat 27, terdapat istilah โashabul yaminโ artinya golongan kanan; dan dalam ayat 41 terdapat istilah โashabus syimalโ artinya golongan kiri. Yang dimaksud โAshabul yaminโ golongan kanan adalah orang-orang baik yang menerima buku catatan amal dengan tangan kanan dan oleh karena itu mereka masuk surga. Sedangkan โashabus syimalโ golongan kiri adalah orang-orang jelek yang menerima catatan amalnya dengan tangan kiri, dan karena itu mereka masuk neraka sebelum kemudian masuk surga setelah masa hukumannya habis terlebih dahulu. Singkatnya, โkananโ berarti โbaikโ dan โkiriโ berarti โburukโ atau โjelekโ. Dalam kaitan dengan hadits di atas, jika โtangan kiriโ diartikan sebagai orang lain, maka arti itu kurang sehubungan dengan makna-makna tersebut, maka โtangan kananโ dalam hadits di atas dapat diartikan sebagai simbol positif berupa amal sedekah kepada orang lain dengan dilandasi niat yang baik. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan โtangan kananโ adalah perbuatan baik yang didorong oleh keinginan yang baik, yakni niat ikhlas beribadah semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Inilah yang sering disebut dengan nafsul muthmainnah, yakni nafsu yang baik. Sedangkan โtangan kiriโ adalah simbol negatif berupa kejelekan yang didorong oleh keinginan yang jelek, seperti riyaโ, pamrih dan sombong. Inilah yang sering disebut dengan nafsul ammarah bis suuโ, yakni nafsu yang apakah sedekah yang dilakukan secara rahasia dan tidak diketahui orang lain dijamin pasti lebih baik dari pada yang dilakukan secara terbuka? Jawabanya, belum tentu sebab baik buruk suatu amal tergantung pada keikhlasan, sedangkan keikhlasan itu terletak di dalam hati. Bisa saja seseorang bersedekah dengan menggunakan anonim, seperti โHamba Allahโ, tetapi dalam hati sebenarnya ia sangat membanggakannya. Ini bisa berarti riyaโ, yang berarti pula tidak ikhlas. Demikian sebaliknya, bisa saja seseorang bersedekah secara terbuka dengan mencantumkan nama yang jelas dan diketahui orang banyak, tetapi dalam hatinya tidak ada rasa pamer sedikitpun dan jauh dari keinginan untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Bukankah yang disebut terakhir itu lebih baik dari pada yang disebut pertama? Kelima, Al-Qurโan membolehkan sedekah dilakukan secara terbuka atau terang-terangan sebagaimana diperbolehkannya sedekah secara rahasia atau tertutup. Hal itu sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al Baqarah, ayat 274ุงูููุฐูููู ููููููููููู ุฃูู
ูููุงููููู
ู ุจูุงูููููููู ููุงููููููุงุฑู ุณูุฑูุงู ููุนููุงูููููุฉู ููููููู
ู ุฃูุฌูุฑูููู
ู ุนูููุฏู ุฑูุจููููู
ู ูููุงู ุฎููููู ุนูููููููู
ู ูููุงู ููู
ู ููุญูุฒูููููู"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang โ terangan maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati."Berdasar pada ayat di atas, maka sebenarnya tidak ada perbedaan berarti antara sedekah yang dilakukan secara sirri atau rahasia dengan sedekah yang dilakukan secara terbuka atau terang-terangan. Al-Qurโan mengakui keabsahan dan kebaikan keduanya meski beberapa ulama berpendapat bahwa sedekah untuk pribadi lebih baik tidak diketahui orang lain untuk menjaga privasi pihak penerima. Jika demikian halnya, maka sejatinya yang terpenting dalam bersedekah adalah keikhlasan atau niat tulus dan bersih dari keinginan-keinginan duniawi, seperti mendapatkan balasan yang lebih banyak; mendapatkan pujian dari orang lain; mendapatkan popularitas di tengah-tengah masyarakat; atau pencitraan dengan maksud-maksud tertentu. Keikhlasan seperti itu hanya bisa dicapai ketika seseorang dalam bersedekah menyembunyikan tangan kanannya agar tidak diketahui oleh tangan kirinya. Maksudnya, jangan sampai sedekah yang kita lakukan dengan niat samata-mata beribadah kepada Allah, dirusak oleh nafsu jelek yang ada dalam diri kita sendiri. Untuk itu, ada baiknya kita adakan upaya melupakan setiap sedekah yang telah kita lakukan agar keikhlasan benar-benar terjaga. Artinya, tidak perlu kita mengingat-ingat kembali sedekah yang telah kita keluarkan seberapapun banyaknya sebab hal itu sama saja dengan membuka peluang bagi tangan kiri atau nafsu jelek untuk merusak keikhlasannya. Jika kita telah mampu melupakannya, dalam arti benar-benar dapat mengendalikan tangan kiri, maka goda-godaan apapun, baik yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar, tidak akan akan mampu mempengaruhi keikhlasan kita. Jika hal itu bisa kita capai, maka itulah yang dimaksud merahasiakan sedekah demi mencapai keikhlasan yang optimal. Bukan merahasiakan terhadap orang lain, tetapi terhadap nafsunya sendiri yang disimbolkan dengan tangan kiri. Ketika kita ikhlas, maka tidak ada persoalan apakah sedekah itu kita lakukan secara terbuka dengan diketahui orang lain atau kita lakukan secara rahasia tanpa diketahui orang lain. Singkatnya, dalam bersedekah tantangan kita sebenarnya adalah diri kita sendiri dan bukan orang lain, yakni bagaimana kita bisa bersedekah secara ikhlas dalam arti yang sebenarnya. Dengan argumentasi-argumentasi sebagaimana saya uraikan di atas, maka saya berkesimpulan yang dimaksud tangan kiri dalam hadits di atas adalah nafsu kita sendiri yang disebut nafsul amamrah bis suuโ. Dengan demikian, jika tangan kiri dipahami sebagai orang lain dan sedekah dianggap lebih baik apabila dirahasiakan dari orang lain, maka pemahaman itu kurang tepat. Apalagi sekarang manajemen modern menuntut adanya transparansi dan akuntabiltas, terutama dalam laporan-laporan keuangan. Bahkan, Komisi Pemilihan Umum KPU telah menetapkan Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2013 tentang pedoman pelaporan dana kampanye. Dalam peraturan itu, seorang penyumbang dana untuk partai politik tidak diperkenankan menggunakan anonim, seperti โHamba Allahโ. Alasannya, untuk mencegah dana yang diterima partai politik termasuk dalam unsur pidana, seperti uang dari perbuatan korupsi dengan tujuan money laundry, dan adalah dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta
Alkitabmenuliskan: "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." Matius 6:3-4 (TB) Bila tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu.
One Day One Hadits Tim Hikmah detikcom - detikNews Sabtu, 23 Mei 2020 0515 WIB Jakarta - Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda"Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah SWT dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. Di antaranya, seorang yang mengeluarkan suatu sedekah, tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya."Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim erd/erd
TingkatanRiya'. Para ulama berpayah-payah agar terhindar diri riya', dengan menyembunyikan amalan yang mereka lakukan, karena mereka tahu betapa halusnya penyakit riya' hingga terkadang pelakunya tidak merasakan. Imam Al-Ghazali menyebutkan, disamping ada jenis riya' al-jali (riya' yang jelas), ada juga riya' al-khafi (riya
Banyak konten video di Youtube, Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya berisi aksi memberi atau membantu sesama sedekah.Ada yang menyebut fenomena "Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Selfie" itu dengan Pansos panjat sosial. Yang dipanjat adalah panggung positifnya, selfie saat memberi itu memberikan inspirasi atau ajakan kepada orang lain untuk bersedekah. Rasulullah Saw bersabdaู
ู ุฏุนุง ุฅูู ูุฏูู ุ ูุงู ูู ู
ู ุงูุฃุฌุฑู ู
ุซูู ุฃุฌูุฑู ู
ู ุชุจูุนู ุ ูุง ูููููุตู ุฐูู ู
ู ุฃุฌูุฑููู
ุดูุฆูุง . ูู
ู ุฏุนุง ุฅูู ุถูุงูุฉู ุ ูุงู ุนููู ู
ู ุงูุฅุซู
ู ู
ุซูู ุขุซุงู
ู ู
ู ุชุจูุนู ุ ูุง ูููููุตู ุฐูู ู
ู ุขุซุงู
ููู
ุดูุฆุงโBarang siapa yang mendakwahkan kebenaran, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Barang siapa mendakwahkan kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit punโ HR. Muslim.Dalam konteks "mendakwahkan kebenaran" inilah, semoga pahala sedekah yang hilang akibat dipamerkan di medsos, bisa "tergantikan" dengan pahala dakwahnya -ajakan atau inspirasi kebaikan untuk Ikhlas Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Tak TahuDalam perspektif Islam, publikasi sedekah bisa masuk kategori riya atau pamer amal mengajarkan, sedekah hendaknya ikhlas, jika perlu dilakukan diam-diam, sembunyi-sembunyi, tanpa diketahui orang lain. Hal itu agar keikhlasan sedekah ุฃูุจููู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุงูู ุณูุจูุนูุฉู ููุธููููููู
ู ุงูููู ูููู ุธูููููู ููููู
ู ููุง ุธูููู ุฅููููุง ุธูููููู ุงูููุฅูู
ูุงู
ู ุงููุนูุงุฏูููุ ููุดูุงุจูู ููุดูุฃู ุจูุนูุจูุงุฏูุฉู ุงูููู ุ ููุฑูุฌููู ููููุจููู ู
ูุนูููููู ููู ุงูููู
ูุณูุงุฌูุฏู ุ ููุฑูุฌูููุงูู ุชูุญูุงุจููุง ููู ุงูููู ุงูุฌูุชูู
ูุนูุง ุนููููููู ููุชูููุฑููููุง ุนููููููู ุ ููุฑูุฌููู ุฏูุนูุชููู ุงู
ูุฑูุฃูุฉู ุฐูุงุชู ู
ูููุตูุจู ููุฌูู
ูุงูู ุ ููููุงูู ุฅูููููู ุฃูุฎูุงูู ุงูููู ุ ููุฑูุฌููู ุชูุตูุฏูููู ุจูุตูุฏูููุฉู ููุฃูุฎูููุงููุง ุญูุชููู ููุง ุชูุนูููู
ู ุดูู
ูุงูููู ู
ูุง ุชููููููู ููู
ููููููู ุ ููุฑูุฌููู ุฐูููุฑู ุงูููู ุฎูุงููููุง ููููุงุถูุชู ุนูููููุงูู Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, โTujuh golongan yang dinaungi Allรขh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya 1 Imam yang adil, 2 seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allรขh, 3 seorang yang hatinya bergantung ke masjid, 4 dua orang yang saling mencintai di jalan Allรขh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, 5 seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, Sesungguhnya aku takut kepada Allรขh.โ Dan 6 seseorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta 7 seseorang yang berdzikir kepada Allรขh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.โIkhfaโ al-amal menyembunyikan amalan merupakan salah satu cara untuk menutup pintu riyaโ. Jika amalan kebaikan tidak ada yang menyaksikannya, maka pikiran yang menginginkan agar ada yang melihatnya dan memujinya akan sirna, sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Al-Ihya 'Ulumuddin."Barangsiapa menyebut-nyebut sedekahnya, berarti menginginkan kemasyhuran. Dan barang siapa yang memberi di tengah-tengah orang banyak, dia adalah ahli riya," kata Imam Imam Ghazali, orang-orang terdahulu berusaha keras untuk menyembunyikan sedekahnya sehingga mereka tidak suka jika orang miskin yang diberi itu mengetahui siapa pembelinya. Karena itu ada di antara mereka yang lebih suka bersedekah kepada orang-orang miskin yang buta. Demi menjaga dari kemasyuran dan riya, kata Imam Ghazali, ada orang yang memasukkan uang di saku orang miskin yang sedang tidur, ada pula yang memberikan sedekahnya kepada orang miskin melalui perantara orang lain. Tujuan itu semua agar orang miskin itu tidak mengetahui sipemberiannya, sehingga orang yang diberi itu tidak merasa malu. "Jika dalam bersedekah yang dicari kemasyhuran dan untuk diperlihatkan kepada orang lain maka kebaikan yang menjadi rusak dan dosa pasti diperoleh," Al-Ghazali menyebutkan, disamping ada jenis riyaโ al-jali riyaโ yang jelas, ada juga riyaโ al-khafi riyaโ tersembunyi. Contoh riyaโ al-jali, seseorang beramal karena dorongan utamanya ingin mendapat pujian dari riyaโ tersembunyi, ia bukan menjadi pendorong utama seseorang untuk melakukan amalan. Hanya saja, dengan adanya riyaโ tersembunyi ini semangatnya untuk beramal lebih sebuah sabdanya, Rasulullah Saw menyatakanุนููู ุนูููุจูุฉู ุจููู ุนูุงู
ูุฑู ุงููุฌููููููููุ ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
โโ โ "โ ุงููุฌูุงููุฑู ุจูุงููููุฑูุขูู ููุงููุฌูุงููุฑู ุจูุงูุตููุฏูููุฉูุ ููุงููู
ูุณูุฑูู ุจูุงููููุฑูุขูู ููุงููู
ูุณูุฑูู ุจูุงูุตููุฏูููุฉู โ"โ โ.โArtinya Seperti dinarasikan Uqbah bin Amir Al-Juhani, Rasulullah SAW mengatakan, "Siapa yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras maka seperti memberi sedekah terang-terangan dan siapa yang membaca dengan suara lembut maka seperti memberi sedekah secara rahasia." HR Sunan Abi Dawud.Imam An-Nawawi Asy-Syafii rahimahullah berkata dalam syarah sahih muslimPara ulama mengatakan bahwa sedekah sunnah yang afdol dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi karena lebih dekat dengan keikhlasan dan jauh dari riyaโ pamer, adapun sedekah wajib zakat lebih afdol dilaksanakan secara terang-terangan. Demikian pula dalam masalah salat, jika salat wajib lebih afdol dilaksanakan secara terang-terangan jamaah di masjid dan salat sunnah lebih afdol dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi di rumah.Baca Juga 15 Pahala SedekahSemoga Fenomena Sedekah Era Medsos, Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Selfie, bukan pertanda riya. Semoga orang-orang baik mampu mempertahankan keikhlasannya dalam sedekah. Amin. Wallahu a'lam bish-shawabi.*
Kedua jika sedekah itu untuk seseorang, lebih utama sembunyi. Seseorang akan mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat karena bersedekah diam-diam sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan tangan kanan (HR Bukhari). Namun, jika mampu menjaga hati, sedekah terbuka tetap dianjurkan (QS. 93: 11).
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tangan kanan memberi,tangan kiri tidak boleh tahu,apakah anda juga setuju. Tapi Kenapa Saya bingung dengan peribahasa ini ?Peribahasa ini mengajarkan kita untuk menyembunyikan amalan kita, kebaikan kita, sehingga, sebisa mungkin, tidak ada orang yang tahu, bahkan kalau bisa, tangan kiri pun tak perlu tau. Tapi apa itu mungkin ?Coba lihat sekarang, kemajuan teknologi merubah kita menjadi seseorang yang suka berbagi dengan orang lain. Anda menulis sesuatu yang berguna untuk orang lain, Anda menjawab pertanyaan pertanyaan orang lain lewat e-mail, facebook status, mungkin sms. Anda juga berbicara dengan orang lain didepan banyak orang, memberikan sedikit ilmu kepada mereka, dan juga, bukan tidak mungkin, Anda juga menulis buku atau di kompasiana. Intinya ? Ada banyak cara untuk melakukan senang melakukan kebaikan, Saya melakukannya setiap kali dimana sempat. Tapi jujur saja, sukar sekali untuk menyembunyikannya, apalagi sekarang kita malah berbagi kebaikan dengan berkelompok. Dan sekarang, Saya malah terperangkap teknologi dimana tidak mungkin lagi memberikan pengetahuan baru kepada banyak orang tanpa tidak terdeteksi. Coba lihat,tulisan di kompasiana Anda apapun isinya, pasti bertujuan untuk memberi informasi pada orang lain, suatu ketika,tulisan anda di baca oleh sahabat kompasiana, setidaknya, selain tangan kiri Anda,kompasiana juga tau Anda menulis kebaikan . Selain itu, jika Anda terbuka untuk sebuah komentar, pasti nantinya ada yang komentar. Berarti selain kompasiana sudah ada 1 pihak lagi yang tahu, selain tangan kiri Anda. Lalu masih ada visitor Anda, yang hanya melihat dan membaca saja, tanpa komentar, berarti setidaknya sudah 3 pihak yang tau, selain tangan kiri Anda. Dan bagaimana jika Anda di share, katakanlah di facebook , berarti ada beberapa pihak, yang langsung tau bahwa tulisan Anda di share di facebook. Kita coba mundur ke belakang, 20 tahun yang lalu guru Saya mengajarkan peribahasa ini. Peribahasa memusingkan ini. Dan sekarang, Saya baru sadar berarti guru Saya juga telah melakukan kesalahan dengan mengajarkan Saya peribahasa ini. Guru Saya ingin Saya tahu apa yang terbaik, makanya dia memberitahukan kepada Saya perihal ini dan itu. Dia mengajari Saya banyak hal. Menjadi guru yang mengajarkan kepada murid murid nya segala kebaikan yang ada di dunia ini untuk dilakukan. Dia memberikan pengetahuan kepada kami. Dan itu sebuah kebaikan. Tapi, selain dirinya sendiri, siswanya tau, kepala sekolah tau, bahkan tukang sapu dan tukang kebon sekolah pun tau! Tangan kiri tak boleh tau ?Jaman sekarang kita dipermudah untuk melakukan sesuatu, berbuat baik untuk orang lain dengan multiplikasi yang cepat luar biasa. Jaman dulu, untuk berbicara dengan banyak orang sekaligus kita perlu mengadakan perkumpulan, perlu ijin orang orang terkait, perlu ini dan itu. Tapi jaman sekarang, cukup milis, facebook dan komunitas yang akan membaca pesan Anda. Tidak perlu mengumpulkan orang secara masif, sangat juga biasa melakukannya, sharing, karena hal itu sangat mudah. Sharing dan berbagi informasi yang berguna itu mudah. Jika nemu tulisan yang bagus waktu lagi browsing, tinggal klik share. Jika nemu inspirasi, tinggal tulis di sekarang Anda membaca ini, berarti Anda juga tau Saya sedang kebingungan dengan peribahasa Anda memutuskan untuk tidak menjelaskan kepada Saya, berarti malah ikut memperosokkan Saya ke jurang kebingungan. Saya rasa itu hal yang buruk. Tangan kiri Anda juga pasti Anda membalas ini, berarti Anda memberikan pengetahuan kepada Saya. Semua orang yang baca ini juga tau Anda sedang memberikan kebaikan kepada Saya. Tangan kiri Anda juga pasti tulisan saya ini ada sebuah cerita yang sangat menarik dari daerah Riau dengan menggunakan bahasa daerah bermanfaat buat pembaca โKalau tangan kanan memberi, tangan kiri jangan tahu,โsetelah mengucapkan kalimat itu, Leman Lengkung langsung meninggalkan Atah Roy sendiri. Atah Roy betul-betul tidak paham maksud Leman Lengkung mengucapkan kalimat itu di hadapanya. Selama ini, pikir Atah Roy, apa yang diberikan kepada Leman Lengkung tidak pernah diucapkan kepada orang lain. Atah Roy tahu bahwa sebagai bapak saudara Leman Lengkung, sudah menjadi kewajibannya untuk memberi, dan tak mengharapkan apa pun dari pemberiannya. Tapi kenapa Leman Lengkung teganya mengucapkan kalimat itu kepada Atah Roy? Perkataan Leman Lengkung menjadi beban bagi Atah Roy. Dengan segala sisa kekuatan pikirannya, Atah Roy mencoba mengingat kembali apa yang pernah dia ucapkan kepada orang lain mengenai tanggung jawabnya kepada Leman Lengkung. Satu per satu kenangan dalam benaknya, dipunggah Atah Roy. Namun tak satu pun lembaran kenangan itu bercerita tentang pengorbanan Atah Roy untuk Leman Lengkung terucapkan kepada orang lain. Atah Roy kecewa. โKalau orang lain yang bercakap macam tu, dapat aku buat perhitungan, tapi ini, anak saudare aku sendiri,โ umpat Atah Roy dalam hati. Atah Roy tak kesah sangatlah, kalau ade orang bersedekah untuk pembangunan mesjid, lalu nama mereka ditulis di papan kuangan mesjid dengan menggunakan spidol warna merah. Atau tiap kali musibah menghantam masyarakat, berserak bendera partai dan poster para tokoh yang muncul ketika musibah saja, memberi bantuan. Itu urusan mereka dengan Allah, pikir Atah Roy. Tapi ucapan Leman Lengkung memang membuat telinga Atah Roy berdengung. 1 2 3 Lihat Catatan Selengkapnya
Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu" kalimat ini menduduki peringkat ke 2 dalam kategori "alasan terbaik untuk tidak bersedekah" dalam kamus saya setelah alasan "biar dikit yang
Keduanyasama-sama dijanjikan pahala yang luar biasa. Jika pun "dicurigai" ada niatan tidak ikhlas atau riya' (pamer), tentu saja ia tidak bisa dinilai demikian. Sebab, ikhlas atau riya' adalah soal niat dalam hati, yang tentu saja hanya Allah swt yang lebih tahu. "Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali.
P3nH. sdm9d8bnmd.pages.dev/318sdm9d8bnmd.pages.dev/231sdm9d8bnmd.pages.dev/235sdm9d8bnmd.pages.dev/305sdm9d8bnmd.pages.dev/184sdm9d8bnmd.pages.dev/296sdm9d8bnmd.pages.dev/210sdm9d8bnmd.pages.dev/322
sedekah tangan kiri tidak boleh tahu